Kata ‘Messiah’ berasal dari bahasa Ibrani yang berarti ‘yang diurapi’. Kata ini mengacu pada kebiasaan penggembala di masa lalu yang mengurapi atau melumasi kepala domba dengan ramuan minyak untuk mengusir lalat.
Domba yang diurapi dimaknai sebagai “telah dijamin keselamatannya”. Praktik pengurapan kemudian diterapkan kepada raja dan imam Yahudi sebagai simbol bahwa mereka telah dijamin keselamatannya sehingga layak untuk diikuti.
Kata Messiah diterjemahkan dalam bahasa Yunani dengan kata Kristos, dan dalam bahasa Arab dengan kata Al Masih. Sehingga gelar Yesus Kristus memiliki arti yang sama dengan Isa Al Masih.
Sedangkan kata ‘Dajjal’ (الدَّجَّالَ) adalah bentuk superlatif dari akar kata ‘Dajl’ (دجل) yang berarti ‘kebohongan’ atau ‘penipuan’. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberitakan bahwa para nabi telah mengingatkan kaumnya akan fitnah Dajjal.
مَا بَعَثَ اللَّهُ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا أَنْذَرَ قَوْمَهُ الْأَعْوَرَ الْكَذَّابَ
“Tidaklah Allah mengutus seorang nabi melainkan telah mengingatkan kaumnya terhadap si buta sebelah dan si pendusta (Dajjal).”
(HR. Bukhari no. 6859 versi aplikasi Lidwa, no. 7408 versi Fathul Bari)
Messiah dan Dajjal dalam Agama Yahudi
Dalam Alkitab Perjanjian Lama, salah satu ciri Messiah adalah ia akan mengumpulkan orang-orang Yahudi yang terserak (diaspora).
“Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-bangsa, akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan menghimpunkan orang-orang Yehuda yang terserak dari keempat penjuru bumi.”
(Yesaya 11:12)
Bagi orang Yahudi, berdirinya negara Israel di Palestina merupakan syarat kedatangan Messiah. Karena negara Israel menjadi sarana untuk mengumpulkan diaspora Yahudi serta membangun kembali Haikal Sulaiman (Baitul Maqdis).
Alkitab Perjanjian Lama juga mengabarkan akan adanya nabi palsu (Dajjal) yang mengajak untuk menyembah Tuhan lain (Ulangan 13:1–3).
Messiah dan Dajjal dalam Agama Nasrani
Orang Nasrani juga mengimani Alkitab Perjanjian Lama sehingga mereka mendukung keberadaan negara Israel di Palestina.
Perbedaannya, orang Nasrani meyakini bahwa Yesus (Isa) adalah Messiah karena telah disebutkan dalam Alkitab Perjanjian Baru (Markus 14:61–62).
Sedangkan orang Yahudi tidak mengimani Alkitab Perjanjian Baru sehingga mereka menganggap Nabi Isa adalah Messiah palsu.
Alkitab Perjanjian Baru juga mengabarkan akan adanya nabi palsu (Matius 24:11) dan Messiah palsu.
“Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.”
(Matius 24:5)
Orang Nasrani menyebut Messiah palsu (Dajjal) ini dengan nama Antikristus.
Messiah dan Dajjal dalam Agama Islam
Dalam hadits riwayat Bukhari (Fathul Bari, no. 3439), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut Dajjal sebagai Al Masih Ad Dajjal (الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ).
Hal ini menunjukkan bahwa ketika Dajjal (Antikristus) muncul, ia akan mengaku sebagai Al Masih (Messiah).
Orang Yahudi kemudian tertipu sehingga meyakini Dajjal adalah Messiah.
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا
“Dajjal diikuti Yahudi Ashbahan sebanyak tujuh puluh ribu orang.”
(HR. Muslim no. 5237 versi aplikasi Lidwa, no. 2944 versi Syarh Shahih Muslim)
Dalam hadits lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut Dajjal dengan disandingkan kata Rabb.
إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Ingatlah bahwa Dajjal adalah buta sebelah, sedangkan Rabb kalian tidak buta sebelah.”
(HR. Bukhari no. 6859 versi aplikasi Lidwa, no. 7408 versi Fathul Bari)
Hal ini menunjukkan bahwa setelah Dajjal (Antikristus) dipercaya sebagai Messiah maka Dajjal kemudian meningkatkan pengakuannya sebagai nabi, anak Tuhan, dan Tuhan itu sendiri.
Dajjal pun kemudian dibunuh oleh Nabi Isa ‘alaihis salam.
فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ
“Lalu Allah mengutus Isa bin Maryam, ia mencari Dajjal dan membunuhnya.”
(HR. Muslim no. 5233 versi aplikasi Lidwa, no. 2940 versi Syarh Shahih Muslim)
Nabi Isa kemudian meniadakan salib dan peternakan babi.
أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ
“Akan turun Ibnu Maryam (Isa ‘alaihis salam) yang akan menjadi hakim yang adil, menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan jizyah, dan harta benda melimpah ruah sehingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya.”
(HR. Bukhari no. 2070 versi aplikasi Lidwa, no. 2222 versi Fathul Bari)
Di masa turunnya Nabi Isa, kepemimpinan (termasuk dalam ibadah) adalah milik umat Islam karena Nabi Isa mengikuti syariat Islam.
فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا فَيَقُولُ لَا إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الْأُمَّةَ
“Maka turunlah Isa putra Maryam, lalu pemimpin muslim berkata, ‘Kemarilah, pimpinlah kami shalat.’ Isa berkata, ‘Tidak, sesungguhnya sebagian kalian atas sebagian yang lain adalah pemimpin, sebagai bentuk pemuliaan Allah terhadap umat ini’.”
(HR. Muslim no. 225 versi aplikasi Lidwa, no. 156 versi Syarh Shahih Muslim)
Kalangan Ahli Kitab akan mengikuti keimanan Nabi Isa, yaitu mengimani syariat Islam.
وَاِنْ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهٖ قَبْلَ مَوْتِهٖ
“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya.”
(QS. An Nisaa’: 159)
Wallahu A’lam
📞 Hubungi kami di 0813-747-747-15 atau kunjungi situs kami di janamadinahwisata.co.id untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran. Jana Madinah Wisata siap membantu Anda merencanakan perjalanan haji yang tak terlupakan
Bersama Jana Madinah Wisata wujudkan perjalanan spiritual mu.
🕋 PT. Jana Madinah Wisata
(Provider Visa Haji Furoda)
Travel Umroh & Haji
"InsyaAllah Perjalanan Nyaman Sesuai Syariah"
INFO, PENDAFTARAN & KONSULTASI UMROH / HAJI :
📞 0813-7477-4715 (whatsApp/call)
🌐www.janamadinahwisata.co.id
Alamat Kantor Pusat Jana Madinah Wisata :
Jl. Pulo Sirih Utama No.297, RT.001/RW.015, Jaka Setia, Kec. Bekasi Selatan.
Bekasi, Jawa Barat 17147
#JMW
#JMW