Besarnya Keutamaan Orang

Yang Menunaikan Ibadah Haji

 

 

 

Ibadah haji merupakan salah satu ibadah agung yang Allah syari’atkan untuk umat nabi Muhammad ﷺ, tentunya banyak umat muslim yang ingin sekali untuk bisa menunaikan ibadah haji, lantas keutamaan apa yang membuat ibadah haji begitu agung disisi Allah ﷻ, sehingga banyak umat muslim yang berkeinginan untuk bisa menunaikan ibadah haji? berikut kami rangkum beberapa keutamaan-keutamaan ibadah haji yang telah disabdakan oleh baginda kita nabi Muhammad ﷺ ,

 

·   Ibadah haji dapat menggugurkan dosa-dosa yang lalu

 

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ»

 

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda : (Barangsiapa yang berhaji dan ia tidak berkata keji dan berbuat kefasikan niscaya ia akan kembali (suci tanpa dosa) seperti hari dimana ibunya melahirkannya)


Faidah hadits :

a)      Ibadah haji menyucikan diri kita untuk terhindar dari perkataan kotor dan perbuatan keji

b)     Berkata kotor dan berbuat keji meskipun dilarang dalam segala hal akan tetapi lebih ditekankan lagi larangan ini ketika ibadah haji yang bertujuan untuk mengagungkan syari’at haji yang di baitullah

c)      Manusia secara fitrah itu dilahirkan dalam keadaan suci dan tidak menanggung dosa ataupun kesalahan orang lain

d)     Menunaikan haji menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu

 

 

·   Ibadah haji bisa menjadi sebab seseorang terbebas dari api neraka


عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيْهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَة، وَإِنَّهُ لِيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمُ المَلَائِكَةَ, فَيَقُوْلُ : مَا أَرَادَ هَؤُلَاء؟


Dari Aisyah bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda : (Tidak ada hari dimana Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada hari Arafah, dan sesungguhnya Ia (Allah) benar-benar mendekat kemudian memuji mereka (jama’ah haji) dihadapan para malaikat lalu berfirman : apa yang mereka (jama’ah haji) inginkan?)

 

Hadits ini menjelaskan tentang kemuliaan pada hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah bahkan nabi Muhammad ﷺ mensunnahkan untuk berpuasa dihari tersebut, dan disebutkan didalam hadits ini bahwasanya Allah akan membebaskan dan menyelamatkan para hamba-Nya yang Allah kehendaki dari api neraka, dan Allah benar-benar dekat dengan para hamba-Nya secara hakikat sesuai dengan keagungan dan kemuliaan Allah, Ia subhanahu wa ta’ala bersemayam diatas arsy-Nya dan terpisah dari hamba-Nya sebagaimana Ahlussunnah wal jama’ah sepakat akan hal tersebut, kemudian Allah berfirman : apa yang mereka (jama’ah haji) inginkan dari Allah?. Sedangkan mereka meninggalkan keluarga, tanah air, mengerahkan harta, dan mereka merasakan kelelahan. Tidaklah mereka melaksanakan hal tersebut kecuali untuk mendapatkan ampunan dari Allah dan keridhaan-Nya, maka Allah pun memuji mereka dihadapan para malaikat-Nya, hal tersebut mereka dapatkan sesuai dengan apa yang mereka kerahkan dan niatkan untuk Allah ta’ala.

 

Faidah hadits :

1.      Hadits ini secara dzahir menunujukan tentang keutamaan hari Arafah

2.      Sesungguhnya Allah itu sangat dekat dengan hamba-Nya secara hakikat dan tentunya kedekatan tersebut sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya, dan Ialah yang bersemayan diatas arsy-Nya, terpisah dari hamba-Nya

3.      Bahwasanya Allah memuji para jama’ah haji dihadapan para malaikat-Nya, maka wajib bagi seorang muslim untuk mengimani hal teresebut

4.      Menetapkan sifat Al-Kalam (berbicara) untuk Allah sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya

 

 

·     Balasan bagi orang yang menunaikan haji adalah surga

 

عَن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما، والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة)


Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda : (Umroh ke umroh berikutnya menghapuskan dosa diantara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan untuknya kecuali surga)

 

Nabi ﷺ menjelaskan tentang keutamaan haji dan umrah, Beliau bersabda : bawhasanya umroh ke umroh lainnya menghapuskan dosa-dosa kecil diantara keduanya dan haji yang mabrur tidak ada balasan untuknya kecuali surga, haji yang mabrur sendiri adalah haji yang ditunaikan karna Allah semata dan dengan tuntunan manasik yang telah diajarkan Rasulullah ﷺ serta tidak ada tercampur didalamnya larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya.

 

Faidah hadits :

1.      Hadits ini menjelaskan tentang besarnya ganjaran ibadah haji yang mabrur

2.      Hadits ini menjelaskan juga keutamaan umroh berturut-turut dan disyari’atkannya umroh lebih dari satu kali

3.      Hadits ini menunjukan bahwa haji lebih sempurna dan lebih utama dari umroh karna besarnya ganjaran ibadah haji dibandingkan umroh

4.      Perbedaan antara ibadah haji dan umroh dalam pelaksanaanya, dimana umroh bisa dilakukan lebih dari satu kali selama setahun sebaliknya dengan haji yang hanya bisa dilakukan sekali setahun.

 

Waffaqakumullah....

 

Referensi :

·    Shahih Fiqh As-sunnah wa Adillatuhu wa Tawdhihu Madzahibi Al-a’immah. Tahun 2003, Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim. Penerbit Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, Kairo, Mesir. Dengan Ta’liq Syaikh Nashiruddin Al-Albaniy, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

·    Shahiih Bukhori

·    Shahiih Muslim

·    Al-Minhaj Syarh Shahiih Muslim ibn Al-Hajjaj. Cetakan Kedua, Tahun 1392 H, Imam An-Nawawi. Penerbit Daar Ihya’ At-Turots Al-Arabiy, Beirut

·    Shifatullah Azza wa Jalla Al-waridah fi Al-kitab wa As-sunnah. Cetakan Ketiga, Tahun 2006, Alawi ibn Abdulqodir As-Saqqaf. Penerbit Daar Al-Hijrah