Jim Sues bekerja di perusahaan besar dan memiliki pekerjaan yang sangat baik. Ia tidak pernah menyangka akan menjadi Muslim yang semuanya bermula ketika Jim membeli bola golf.

Seperti apa kisahnya? Suatu hari, Jim berkunjung ke sebuah toko perlengkapan yang menjual perlengkapan untuk bermain golf dan berakhir menemukan petuah untuk menuntunnya menjadi mualaf.

“Saya dilahirkan dalam keluarga Kristen dan kemudian sekitar 25 tahun yang lalu saya menerima Islam dan saya telah berlatih (ibadah) sejak itu dengan kehendak Allah,” ujar bule asal New Jersey, Amerika Serikat itu, dikutip dari kanal YouTube Ayyatuna Ambassador, Selasa, 14 Desember 2021.


Jim memiliki pekerjaan dan karier yang cukup baik di usia mudanya. Tak heran, ia sesekali berolahraga golf untuk menuntaskan hobinya dan menghilangkan kejenuhan di belakang layar komputer.

Jim beberapa kali juga memenuhi kebutuhan perlengkapan hobinya di toko golf dekat kantornya. Suatu hari ketika waktu makan siang, Jim memutuskan untuk pergi ke toko perlengkapan golf yang biasa ia kunjungi.

Sebagai toko yang cukup lengkap, toko itu menjual lusinan bola golf di keranjang besar dan dijual dengan harga murah. Mereka menjualnya per lusin dan kala itu Jim tertarik untuk membeli sebanyak dua lusin.


Ia memasukkan dua lusin bola ke dalam kantong kertas belanjaan. Ia pun segera ke kasir untuk membayarnya. Di momen ini, Jim mempertanyakan asal muasal kejujurannya saat di hadapan kasir itu.

“Sang kasir bertanya, ‘Apakah Anda membeli satu lusin bola?’ Dengan spontan saya menjawab, ‘Tidak itu dua lusin’. Tanpa memeriksanya, sang kasir langsung memasukkan dua lusin bola tersebut ke dalam belanjaan,” tuturnya.


Sepanjang perjalanan kembali ke kantor, Jim masih memikirkan peristiwa di kasir tadi. Ia merasa dirinya terlalu kujur. Seharusnya ia bisa saja berbohong tentang jumlah bola golf yang dibelinya.

Ia menceritakan pengalaman ini kepada rekan kerjanya yang kebetulan seorang Muslim dari Mesir. Dari sini diskusi mereka terus berlanjut.

“(Kata rekan saya) agama saya mengatakan untuk melakukan itu (kejujuran) bahkan tidak berpikir dua kali. Saya lalu merasa tertarik akan agamanya dan dia menjawab Islam. Lalu ia menceritakan lebih banyak soal islam,” terangnya.


Percakapan bermula dengan membahas persamaan antara agama yang dianutnya sebagai nasrani dan Islam. Namun, Jim justru menemukan perbedaan kisah dari Nabi Isa SAW dalam Islam, yang dalam agama nasrani dianggap Yesus.


Rekan muslim dari Jim itu menuturkan bahwa sebenarnya Yesus adalah seorang Nabi dan itu tertulis di dalam Al-Quran berulang kali.

“Surah dalam Quran yang disebut Maryam, ini tentang itu tentang Perawan Mary (dalam Kristen) dan dikatakan bahwa dia adalah wanita paling saleh di bumi ini. Semua hal bagiku tidak berpikir ada hubungan sama sekali antara Islam dan Kristen,” jelasnya lagi.


Diskusi mengulik Alkitab dan Al-Quran ini pun memantik minat Jim untuk kembali membaca kedua kitab suci dua agama itu. Dalam Alkitab, Jim membaca adanya perjanjian lama dan baru yang dibacanya dengan hikmat.

Ia lantas membaca Al-Quran dan merasakan bahwa tiap ayatnya lebih masuk akal baginya. Jim lalu memutuskan untuk memeluk Islam.

“Kesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT dan hanya ada satu Tuhan. Jadi menurut definisi yang membuat saya seorang Muslim dan dari Anda tahu sejak saat itu saya meyakini Islam dan saya membaca syahadat,” kenangnya.


Usai membaca syahadat, Jim mulai mempraktikkan ibadah dalam Islam dan pada dasarnya berarti mengikuti lima rukun yaitu sholat, zakat dan haji. Ia pun melakukan haji pada tahun 2000 silam.


Jim mengaku bahwa pada dasarnya hati kecil menuntunnya menjadi muslim usai membaca Injil dan Taurat dengan membaca sejarah para Nabi yang diterangkan lebih dalam di Al-Quran.

“Pernyataan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah utusan-Nya, jadi sebagian besar perjalanan saya menuju Islam adalah melalui membaca Alkitab dan mencari tahu apa yang ada di sana dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik banyak cerita dalam Alkitab,” jelasnya.