Kalimat istighfar terbagi menjadi dua kalimat yakni, astaghfirullah dan astaghfirullahaladzim. Keduanya memang memiliki lafal yang berbeda namun artinya sama yaitu memohon ampun kepada Allah SWT.

Astagfirullah hanya memohon ampun kepada Allah SWT. Sementara itu, dalam kalimat astaghfirullahaladzim mengandung kata 'Al-Adzim,' yang merupakan sifat Allah SWT bermakna 'Yang Maha Agung.'


Dengan adanya perbedaan lafal tersebut, kadang, umat Islam bingung harus menggunakan yang mana. Lantas, kalimat yang benar astagfirullah atau astaghfirullahaladzim?


Astagfirullah atau Astagfirullahaladzim?

Dalam penulisannya istighfar dapat dilafalkan dengan astagfirullah atau astagfirullahaladzim. Meskipun keduanya terdengar sama, namun memiliki arti yang berbeda. Lantas mana yang benar?


Kedua lafal tersebut sama-sama benar. Perbedaannya hanya terletak pada kandungan maknanya.


astaghfirullah memiliki arti memohon ampun kepada Allah SWT. Sementara itu, dalam kalimat astaghfirullahaladzim, selain memohon ampun, terdapat kata tambahan Al Adzim yang merupakan sifat Allah SWT dan memiliki arti "yang Maha Agung".


Astagfirullah dan astagfirullahaladzim disebutkan dalam hadis Rasullah berikut yang berbunyi:


1. Hadits yang Menyebut Kalimat Astaghfirullah

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: "كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ". قَالَ الْوَلِيدُ فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ قَالَ تَقُولُ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ.


Artinya: Tsauban bercerita, "Jika Rasulullah SAW selesai sholat beliau beristighfar tiga kali, lalu membaca Allahumma antas salam wa minkas salam tabarokta ya dzal jalali wal ikrom." Al-Walid (salah satu perawi hadits) bertanya kepada al-Auza'i, "Bagaimanakah istighfar beliau?" "Astaghfirullah, astaghfirullah," jawab Al-Auza'i. (HR Muslim)


2. Hadits yang Menyebut Kalimat Astaghfirullahaladzim

"مَنْ قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ غُفِرَ لَهُ وَإِنْ كَانَ فَرَّ مِنْ الزَّحْفِ"


Artinya: Siapa mengucapkan "Astaghfirullahal azhim alladzi la ilaha illah huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih" niscaya akan diampuni walaupun lari dari medan perang." (HR Tirmidzi)


Kedua kalimat istighfar tersebut dapat dilafalkan kapan saja tanpa memandang waktu dan antara astaghfirullah dengan astagfirullahaladzim sama saja karena secara umum memiliki arti yang sama yaitu memohon ampun.


Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi SAW mengucapkan istighfar setiap hari, meskipun beliau adalah manusia pilihan yang terjaga dari berbagai dosa.


"Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali," (HR Bukhari)


Pengertian Istighfar dalam Al-Qur'an

Mengutip buku Nikmatnya Istighfar karya Mahmud Asy-Syafrowi, istighfar memiliki beberapa pengertian dalam Al-Qur'an, di antaranya:


1. Al-Islam

Para ahli tafsir seperti Mujahid dan 'Akhramah mengartikannya demikian berdasarkan surah Al-Anfal ayat 33:


وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ


Artinya: Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau (Nabi Muhammad) berada di antara mereka dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon ampunan.


2. Doa

Ulama lain mengartikannya sebagai doa. Setiap doa yang berisikan permohonan ampunan disebut istighfar.


Antara doa dan istighfar mempunyai kekhususan dan keumuman. Istighfar menjadi spesifik jika dilakukan dengan perbuatan, sebagaimana doa menjadi spesifik jika isinya bukan permohonan ampunan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Hud ayat 3:


وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗۗ وَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ


Artinya: Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kesenangan yang baik kepadamu (di dunia) sampai waktu yang telah ditentukan (kematian) dan memberikan pahala-Nya (di akhirat) kepada setiap orang yang beramal saleh. Jika kamu berpaling, sesungguhnya aku takut kamu (akan) ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat).


3. Tobat

Istighfar dan taubat memiliki sisi persamaan dan perbedaan.


Perbedaan di antara keduanya adalah bahwa istighfar berarti meminta ampun kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Sementara itu, tobat adalah kembali kepada Allah SWT supaya dijauhi dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang akan datang.


Masih menukil buku yang sama, dalam Al-Qur'an atau hadits banyak bertebaran perintah agar beristighfar. Al-Qur'an menyampaikan kepada kita bahwa Rasulullah SAW diutus agar umatnya beristighfar baik secara sendiri maupun bersama.


Hukum beristighfar terbagi menjadi empat. Pertama, sunnah, artinya seseorang beristighfar bukan hanya karena dia melakukan maksiat. Namun, bisa jadi beristighfar untuk dirinya sendiri, orang tuanya, anak-anaknya, atau sesama umat muslim baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal.


Kemudian wajib dilakukan setelah seseorang melakukan dosa. Istighfar dalam konteks ini memiliki arti yang sama dengan bertobat.


Lalu makruh, artinya lebih baik untuk meninggalkan istighfar, seperti beristighfar di belakang jenazah, karena memang tidak ada sanadnya. Lalu, yang terakhir haram, seperti beristighfar untuk orang kafir.